Mencari ilmu wajib bagi setiap Orang islam sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW "mencari ilmu hukumnya wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan" dan memberikan derajat yang lebih tinggi dari orang yang awam sesuai dengan firman Allah SWT ".....Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat......"(Al-Mujadilah : 11).
Sebenarnya
ilmu hanyalah merupakan suatu alat untuk mendektkan diri kita kepada
Allah. Adapun fungsi ilmu itu antara lain adalah :
1. Sebagai petunjuk keimanan (QS. 22:54, 3:7, 35:28)
2. Sebagai petunjuk beramal
“Seorang
alim (berilmu)dengan ilmunya dan amal perbuatannya akan berada di dalam
syurga, maka apabila seseorang yang berilmu tidak mengamalkan ilmunya
maka ilmu dan amalnya akan berada di dalam syurga, sedangkan dirinya
akan berada dalam neraka” (HR. Daiylami)
(Ingat pula kisah Sayyidina Ali r.a. ketika disuruh memilih antara harta dan ilmu)
Keutamaan
manusia dari makhluk Allah lainnya terletak pada ilmunya. Allah bahkan
menyuruh para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam as karena kelebihan
ilmu yang dimilikinya. Cara kita bersyukur atas keutamaan yang Allah
berikan kepada kita adalah dengan menggunakan segala potensi yang ada
pada diri kita untuk Allah atau di jalan Allah.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Keutamaan menuntut ilmu dapat kita lihat pada kisah Imam Syafiiy
Yang
mulia Imam Syafiiy dilahirkan pada bulan Rajab tahun 150 H (767 M) di
Ghazab dalam keadaan yatim. Pada usia 2 tahun Imam Syafiiy dibawa oleh
ibunya ke Mekkah, tempat kelahiran ayahnya. Beliau hidup di bawah asuhan
ibunya dalam penghidupan dan kehidupan yang sangat sederhana dan
kadang-kadang menderita kesulitan. Walaupun demikian ketika baru berusia
sembilan tahun, beliau sudah hafal Al-Qur‘an sebanyak 30 juzz di luar
kepala dengan lancar. Pada usia ke sepuluh tahun beliau sudah hafal dan
mengerti Al Muwaththa‘ Imam Maliky.
Imam
Syafiiy sangat rajin dan tekun menuntut ilmu, walaupun sering menderita
kesukaran dan kekurangan untuk membeli alat-alat perlengkapan belajar
seperti kertas, tinta, dan sebagainya. Namun karena semangatnya yang
tinggi maka beliau sering mencari tulang-tulang dan mengumpulkannya dari
jalanan untuk ditulis di atasnya pelajaran yang diperoleh atau mencari
kertas bekas untuk menulis. Catatan beliau sangat banyak sampai memenuhi
gubuk sehingga beliau tidak bisa tidur berbaring karena gubuknya sudah
penuh sesak. Akhirnya beliaui mencoba menghafalkan semua catatan yang
telah ada sehingga semuanya terekam dalam hati dan tercatat dalam otak.
Syairnya yang terkenal berbunyi :