Cinta terkadang menyenangkan terkadang menyedihkan dan menyakitkan

Senin, 20 Juni 2016

Ilmu mengangkat derajat kita menjadi lebih baik


          Mencari ilmu wajib bagi setiap Orang islam sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW "mencari ilmu hukumnya wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan" dan memberikan derajat yang lebih tinggi dari orang yang awam sesuai dengan firman Allah SWT ".....Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat......"(Al-Mujadilah : 11).
Sebenarnya ilmu hanyalah merupakan suatu alat untuk mendektkan diri kita kepada Allah. Adapun fungsi ilmu itu antara lain adalah :
1. Sebagai petunjuk keimanan (QS. 22:54, 3:7, 35:28)
2. Sebagai petunjuk beramal
“Seorang alim (berilmu)dengan ilmunya dan amal perbuatannya akan berada di dalam syurga, maka apabila seseorang yang berilmu tidak mengamalkan ilmunya maka ilmu dan amalnya akan berada di dalam syurga, sedangkan dirinya akan berada dalam neraka” (HR. Daiylami)
(Ingat pula kisah Sayyidina Ali r.a. ketika disuruh memilih antara harta dan ilmu)
Keutamaan manusia dari makhluk Allah lainnya terletak pada ilmunya. Allah bahkan menyuruh para malaikat agar sujud kepada Nabi Adam as karena kelebihan ilmu yang dimilikinya. Cara kita bersyukur atas keutamaan yang Allah berikan kepada kita adalah dengan menggunakan segala potensi yang ada pada diri kita untuk Allah atau di jalan Allah.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Keutamaan menuntut ilmu dapat kita lihat pada kisah Imam Syafiiy
Yang mulia Imam Syafiiy dilahirkan pada bulan Rajab tahun 150 H (767 M) di Ghazab dalam keadaan yatim. Pada usia 2 tahun Imam Syafiiy dibawa oleh ibunya ke Mekkah, tempat kelahiran ayahnya. Beliau hidup di bawah asuhan ibunya dalam penghidupan dan kehidupan yang sangat sederhana dan kadang-kadang menderita kesulitan. Walaupun demikian ketika baru berusia sembilan tahun, beliau sudah hafal Al-Qur‘an sebanyak 30 juzz di luar kepala dengan lancar. Pada usia ke sepuluh tahun beliau sudah hafal dan mengerti Al Muwaththa‘ Imam Maliky.
Imam Syafiiy sangat rajin dan tekun menuntut ilmu, walaupun sering menderita kesukaran dan kekurangan untuk membeli alat-alat perlengkapan belajar seperti kertas, tinta, dan sebagainya. Namun karena semangatnya yang tinggi maka beliau sering mencari tulang-tulang dan mengumpulkannya dari jalanan untuk ditulis di atasnya pelajaran yang diperoleh atau mencari kertas bekas untuk menulis. Catatan beliau sangat banyak sampai memenuhi gubuk sehingga beliau tidak bisa tidur berbaring karena gubuknya sudah penuh sesak. Akhirnya beliaui mencoba menghafalkan semua catatan yang telah ada sehingga semuanya terekam dalam hati dan tercatat dalam otak. Syairnya yang terkenal berbunyi :

Senin, 30 Januari 2012

BERFIKIR KREATIF

berfikir adalah suatu buntuk pekerjaan yang sangat di butuhkan dalam kehidupan sehar-hari manusia tanpa berfikir tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan pada fikiran mereka sendiri termasuk angan-angan mereka termasuk angan mereka dan mimpi mereka maka dari itu dalam berfikir harus mempunyai kekreatifan juga di bawah ini adalah berfikir bagaimana berfikir secara kreatif : 
1. Perhatikan dengan seksama setiap bagian yang hendak disampaikan oleh puzzle. Setiap elemen (berita, photo, ilustrasi, headline, iklan) menyampaikan sesuatu hal yang berbeda. Kombinasikan dengan yang lain , pesan yang akan disampaikan haruslah unik. Pikirkan dan temukan pesan tersebut.

2. Terbukalah terhadap segala sesuatu yang datang menghampiri anda. Jangan terlalu ambil pusing dengan perubahan di menit – menit terahkir, karena itu hanya akan menambah anda bingung.

Sabtu, 30 April 2011

Tolong menolong implikasi dari ukhuwah islamiyah

Secara harfiyah ukhuwah memiliki arti persamaan, yang dalam bahasa Indonesia sering diartikan dengan “persaudaraan”. Hal ini karena orang-orang yang bersaudara biasanya memiliki persamaan-persamaan, baik persamaan secara fisik seperti kemiripan wajah karena berasal dari rahim ibu yang sama, atau persamaan sifat.

Dalam konteks keimanan yang sudah dimiliki, orang-orang yang beriman memiliki sifat-sifat yang sama untuk terikat pada nilai-nilai yang datang dari Allah SWT. Karena itu, bila seseorang sudah mengaku beriman tapi tidak ada bukti persaudaraannya, maka kita perlu mempertanyakan apakah ia masih punya iman atau tidak. Hal ini karena antara iman dengan ukhuwah merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya mukmin itu bersaudara….” (Q.S. Al-Hujuraat:10).